Senin, 05 September 2011

selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!

Sudah lama rasanya tak pernah nulis meskipun hanya sekedar omong kosong, semua akibat kesibukan yang tak jelas. Blog inipun akhirnya terbengkalai, padahal kalau di pikir-pikir ini merupakan suatu tempat dimana saya dapat mengasah sedikit demi sedikit kempuan dalam hal menulis ataupun berimajinasi selain itu juga dapat berbagi informasi tentang kondisi lingkungan kepada segenap kawan-kawan.
Harapan yang besar semoga kedepan blog ini dapat lebih baik lagi serta dapat bermanfaat untuk diri saya dan juga khalayak banyak.
Aminn,,,

Selasa, 17 Agustus 2010

Selasa, 10 Agustus 2010

Hijau Bumi Ku


selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!

Dalam beningnya air yang mengalir terdapat sumber kehidupan bagi seluruh mahkluk penghuni bumi...

Dalam hijaunya Alam terdapat kedamaian...

Senin, 09 Agustus 2010

Aku dan Keinginan Ku

selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!


Siapa yang akan menyangka jika ternyata nasib mempertemukan aku dengannya, ya... mendaki gunung, menuruni lembah, menyusuri pantai, beberapa dari kegiatan-kegiatan ekstrim yang pernah ku ikuti selama di bangku perkuliahan. Bahkan setelah dihitung-hitung ternyata bahwa waktu yang ku gunakan untuk bepergian dan berkegiatan di luar kampus itu lebih banyak dan lebih menyita energi ku.

Bagi sebagian orang, mungkin itu semua adalah pekerjaan sia-sia, yang tak ada gunanya, yang hanya dapat menghabiskan waktu, tapi bagi ku tidak, dari sanalah ku banyak belajar tentang arti hidup, tentang mengapa Tuhan menciptakan alam ini. Telah banyak daerah di Sulawesi selatan yang telah ku datangi, belajar dari kehidupan dan budaya masyarakatnya yang ramah.

Dari berbagai cerita perjalanan ku, aku menganggap bahwa semua itu belumlah cukup. Masih banyak yang mesti ku pelajari, sebab yang ku tau sepanjang manusia itu hidup, belajar adalah hal yang mutlak dan mesti dilakukan.

Masyarakat yang terpencil jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, itulah mereka yang selalu melingkupi alam fikiran ku. Senyum dan keramahan yang berbalut keluguan tak akan pernah lepas dari kehidupan mereka. Ingin rasanya sebahagian dari hidup ini aku habiskan disana, bersama mereka membangun pondasi-pondasi kehidupan dari anak-anaknya, belajar tentang arti dan kerasnya hidup yang telah mereka lalui.


Rabu, 04 Agustus 2010

Tak Ada Bahan

selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!

Hari ini ku coba gerakkan jari-jari ini, sejenak untuk mengenang kembali hari-hari yang telah kulewati bersama teman-teman sejawat dan seperjuangan, ku tak tau apakah esok ku masih dapat mengingatnya, sebab keterbatasan dan kemampuan manusia untuk dapat mengingat seluruh masa lalu yang telah dijalani. Begitu pun dalam umur manusia, bila tiba saatnya Sang Khalik memanggil ku, biarlah ini menjadi kenangan yang masih tersisa, seiring kepergian jasad dan jiwaku menghadapNYA.

Bersama mereka kulalui beberapa hari termanis dalam hidupku, tawa bahagia, tangis duka menjadi bumbu dalam perjalanan hidupku dan mereka. Banyak kisah yang tak dapat ku tulis satu per satu. Hingga kemarin sampai malam tadi, canda tawa masih menghiasi wajah-wajah kami.

Entah kemana nantinya nasib membawa diriku dan mereka, sebab esok masih menjadi tanda tanya besar bagi kami.

Semoga persahabatan kami tetap abadi hingga nanti ketika waktu memisahkan kami.

Semoga ketika kami berjumpa kelak, canda tawa itu masih menghiasi wajah-wajah kami.

Semoga,,,

Jumat, 30 Juli 2010

Tetap Sabar, Semangat dan Tersenyum

selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!


Ketika kerja kita tidak dihargai, maka saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN,,,

Ketika usaha kita dinilai tidak penting, maka saat itu kita sedang belajar tentang KEIKHLASAN,,,

Ketika hati kita terluka sangat dalam, maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN,,,

Ketika kita harus lelah dan kecewa, maka saat itu kita sedang belajar tentang KESUNGGUHAN,,,

Ketika kita merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kita sedang belajar tentang KETANGGUHAN,,,

Tetap sabar,,,!!!
Tetap semangat,,,!!!
Tetap Tersenyum,,,!!!

Karena kita sedang belajar dan menimba Ilmu di Universitas Kehidupan,,,

Mereka yang Terasing Dalam Keramaian

selamatkan bumi dengan tanganmu....!!!

Siang itu ketika mentari sudah mulai beranjak ke ufuk barat, kami meninggalkan kota Makassar, di bawah naungan langit yang tampak mulai mendung, kami susuri jalan beraspal yang berdebu menuju ke suatu tempat, di mana keramahan dan kekeluargaan masih begitu lekat dengan masyarakatnya.

Dusun “Tana Malie” yang dalam bahasa Indonesia berarti Dusun “tanah yang Hanyut”, berada di Desa Ujung Labuang Kab. Pinrang Sulawesi Selatan kurang lebih 180 Km sebelah barat kota Makassar, dari sanalah awal mula mengapa tulisan ini ada. Sedikit catatan perjalan yang Tim Coral lakukan selama 3 hari.

Tepat pukul 20.00 Wita kami tiba di sana, dengan menggunakan “katinting” “sejenis perahu kecil yang memiliki pelampung di sebelah kiri dan kanannya” kami menyeberangi lautan menuju ke dusun tersebut. Dari kejauhan tampak jejeran rumah yang tak begitu teratur, dengan pencahayaan lampu yang seadanya. Maklumlah baru-baru ini di dusun tersebut telah dikembangkan Listrik tenaga surya oleh Pemerintah setempat, walaupun menurut masyarakat di sana itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.

Jumlah rumah yang ada di Dusun tersebut kurang lebih 60 rumah, 1 tempat ibadah berupa Masjid dan 1 bangunan Sekolah Dasar dengan jumlah siswa setiap kelasnya cuma 9 orang dengan beberapa orang tenaga pengajar yang masih honor. Memprihatinkan memang mengingat dusun ini begitu dekat dengan kota Pare-Pare, dari tempat ini kita bisa melihat kota Pare-pare bermandikan cahaya pada malam hari, sedangkan mereka harus menghemat agar mendapatkan sedikit cahaya pada waktu malam. Betul-betul sebuah gambaran yang kontras ditengah arus globalisasi yang semakin maju.

Mayoritas mata pencaharian masyarakat di sana adalah hasil laut, yang dipasarkan ke kota Pare-pare lewat jalur Laut, dibandingkan mereka melewati jalur darat mereka harus menempuh perjalanan kurang lebih 30 Km. belum lagi masih banyak jalan-jalan di sana yang rusak dan tidak dapat dilalui apabila musim penghujan telah tiba.

Hari kedua kami disana berjalan menyusiri Dusun tersebut, miris hati melihat banyaknya tumpukan-tumpukan sampah plastik yang tampaknya telah lama berada di sana, tak ada yang mengurusi. Asumsi yang terbangun ketika itu adalah, sampah yang ada di situ adalah sampah yang terbawa oleh laut entah dari daerah mana datangnya, yang kami tau sampah itu begitu merugikan penduduk dan masyarakat yang bermukim di sana.

Tiba saatnya kami kembali ke Makassar tepatnya tanggal 21 juli 2010 dengan membawa keriangan anak-anak disana, dengan membawa keramahan n kesederhanaan masyarakatnya, dengan membawa sedikit catatan tentang kehidupan mereka.